Bangkinang – CeBernews.Co I Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Kampar menggelar kegiatan Sosialisasi Promosi dan Konseling Kesehatan Reproduksi. Kegiatan ini digelar di aula DPPKBP3A Kabupaten Kampar, Selasa (30/4/19).
Kegiatan sosialisasi ini kerjasama antara DPPKBP3A Kabupaten Kampar dengan BKKBN Perwakilan Provinsi Riau. Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan proyek prioritas nasional.
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala DPPKBP3A Kabupaten Kampar Drs. Edi Afrizal, M.Si dan dihadiri narasumber, Kabid Keluarga Berencana (KB) Drg. Awal Haeniwati dan seluruh pejabat dilingkup DPPKBP3A Kabupaten Kampar.
Kabid KB Drg Awal Haeniwati dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 50 orang peserta yang terdiri dari pengurus kelompok kegiatan (poktan) se-Kabupaten Kampar. Ada 20 poktan yang mengirim peserta pada kegiatan ini.
Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini untuk peningkatan peserta KB aktif. Mengingat jumlah KB aktif di Kabupaten Kampar tahun 2018 adalah 59,9 %. “Diharapkan tahun 2019 peserta KB aktif meningkat 16 % atau sebesar 75 %,” ujar Awal.
Sementara narasumber dari BKKBN Provinsi Riau dan DPPKBP3A Kabupaten Kampar. Materi yang disampaikan tentang kesehatan reproduksi, alat kontrasepsi, dan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Materi MKJP ini dinilai penting disampaikankan karena sampai saat ini peserta MKJP baru 20 % dari keseluruhan jumlah KB aktif.
Sementara itu Kepala DPPKBP3A Kabupaten Kampar Drs. Edi Afrizal menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan nasional yang dilaksanakan di Kabupaten. Salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengendalikan penduduk dan mengatur jarak kelahiran dengan cara meningkatkan peserta KB aktif.
Untuk itu Edi Afrizal mengharapkan kepada kader KB yang merupakan ujung tombak program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) juga bisa sekaligu sebagai peserta KB. “Dikelompok kegiatan kader jangan hanya mengurus balita saja dan lansia tapi juga bisa mengajak mereka yang berstatus usia subur ikut menjadi peserta KB, ” ujarnya.
Edi mengingatkan agar mereka yang berstatus usia subur didorong ikut program MKJP tersebut mengingat jumlah MKJP masih rendah dibanding non MKJP. Program MKJP itu lebih aman karena jangka waktunya panjang, seperti Implant untuk jangka waktu tiga tahun, IUD 8 tahun dan kontrap (kontrasepsi mantap) seperti MOW (medis operasi wanita) dan MOP (medis operasi pria) tahan seumur hidup.
sumber : Kominfo Kampar