• 29 Maret 2024 12:53
  • Last Update 29 Maret 2024 11:02 11: 02: 17
Yusri : Jaga, Lestarikan dan Kembangkan Candi Muara Takus Sebagai Warisan Budaya

Yusri : Jaga, Lestarikan dan Kembangkan Candi Muara Takus Sebagai Warisan Budaya

Bangkinang Kota (CN)  Candi Muara Takus yang sangat terkenal dan telah berdiri berabad-abad yang lalu bukan saja menjadi benda peninggalan sejarah, lebih dari itu Candi Muara Takus telah menjadi salah satu Cagar Budaya dan icon dari Kabupaten Kampar yang menjadikan magnet sebagai daya tarik kepariwisataan di Kabupaten Kampar.

 

Oleh sebab itu Karena ini merupakan Cagar budaya yang perlu koordinasi maka Pemerintah Kabupaten Kampar berkoordinasi dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumatera Barat untuk melakukan berbagai Upaya dan program dalam pengembangan terhadap Candi Muara Takus yang menjadi kebanggaan Masyarakat Kampar dan Riau.

 

Demikian disampaikan Bupati Kampar yang Diwakili oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Kampar saat menerima expose BPCB terkait akan dikembangakannya kawasan Candi Muara Takus yang diadakan di Ruang Rapat Lantai III Kantor Bupati Kampar di Bangkinang pada hari Jum’at (11/10/19).

 

 

Hadir pada kesempatan tersebut Kepala BPCB Sumatera Barat Nurmatias dan tim, mewakili Forkopimda Kampar, mewakili Kadis kebudayaan Provinsi Riau, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kampar Zulia Dharma, sejarawan Abdul Latief, Ninik mamak XIII Koto Kampar, peneliti dan peduli sejarah serta kepala OPD dilingkup Pemkab Kampar.

 

Dikatakan Sekda bahwa kita sangat menginginkan Candi Muara Takus sebagai magnet pariwisata di Kabupaten Kampar, khususnya di Kawasan PLTA Koto panjang dan XIII Koto Kampar, tentunya Karena ini Cagar budaya dalam pengembangan memandang dari berbagai aspek, baik sejarah, keaslian candi maupun dari sejarawan dan Ninik mamak setempat” Kata Yusri.

 

 

Oleh sebab itu pengembangan yang dilakukan oleh BPCB ini dapat diterima dengan baik oleh seluruh pihak” Pintanya lagi.

 

 

“mari kita bersama-sama memikirkan yang terbaik dalam pengembangan Candi Muara Takus ini, secara prinsip Pemkab Kampar sangat mendukung pengembangan Candi ini, dan Pemkab Kampar juga telah memiliki program dalam memajukan kawasan ini berupa pembangunan jalan, penyediaan kapal pariwisata maupun program terhadap pembangunan tol Sumbar Riau dimana exit tolnya berada di XIII koto Kampar” Tambahnya lagi.

 

 

Sehingga tim BPCB Sumatera Barat, Pemkab Kampar dan, Ninik Mamak, Para sejarawan dan budaya dapat duduk bersama dalam melihat persoalan ini” Pinta Yusri lagi.

 

 

Sementara itu Kepala BPCB Sumatera Barat Nurmatias menyatakan bahwa BPCB akan melakukan pengembangan terhadap area Candi Muara takus dalam bentuk pembangunan Biopori sebagai resapan air dikala banjir, namun pembangunan ini tidak merubah landscap dan keaslian dari Candi Muara Takus” Kata Nurmatias.

 

 

Selain itu tambah Nurmatias Pihak Kementerian Pendidikan dan Budaya RI telah mengucurkan dana sebesar Rp. 1.7 Milyar untuk pengembangan lokasi seluas 1,7 Ha berupa pembangunan pagar, Drainase maupun terhadap pemugaran Candi yang mulai rapuh dan berlumut.

 

Oleh sebab itu dukungan dari Pemerintah Kabupaten Kampar dan masyarakat dalam pengembangan kawasan Candi yang menjadi salah satu daya tarik pariwisata di Riau ini, semoga ini dapat kita wujudkan” Pintanya lagi.

 

 

Sementara itu Ibrahim dari Tokoh masyarakat Muara Takus menyatakan bahwa pengembangan Candi Muara Takus telah dimulai sejak tahun 1984 yang lalu dimana terjadi pemugaran besar besaran, dia sebagai pekerja dan Ikut langsung terhadap proses pengerjaan, sehingga tau persis seperti apa Candi Muara Takus yang sebenarnya, oleh sebab itu ia meminta agar ini terus kawal untuk menjaga keaslian dari candi ini.

 

 

Senada dengan Ibrahim Sawir
Datuok Tandiko berharap agar dapat melibatkan Ninik Mamak setempat terhdap apapun kegiatan yang diadakan di Lokasi Candi Muara Takus ini, apalagi kita lihat ada pekerjaan yang telah dilaksanakan di Candi tersebut* Pintanya lagi.

 

 

Sementara itu sejarawan Kampar Abdul Latief menyatakan banyak Pekerjaan Rumah kita dalam melihat Candi Muara Takus, perlu kita telusuri sejarah, sehingga kita tidak salah langkah” Pintanya lagi.

 

 

Pada kesempatan tersebut diambil kesimpulan bahwa kegiatan untuk sementara di berhentikan selama 2 Minggu, Kesimpulan seluruh kita sepakat untuk menjaga kelangsungan Candi Muara Takus, memberikan waktu satu Minggu kepada pihak yang berkepentingan seperti Pemkab Kampar, BPCB, dan pemerhati berkaitan dengan pembangunan sumur resapan, dapat melibatkan Ninik mamak setempat dalam setiap kegiatan di Candi Muara Takus” Tutup Sekda Kampar Drs. Yusri.***

 

 

 

 

 

 

 

 

sumber : Diakominfo Kampar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *