• 9 April 2025 12:15
  • Last Update 8 April 2025 17:55 17: 55: 44
Tradisi Bara’an Bengkalis, Silaturahmi Lebaran Yang Menyentuh Hingga Ujung Syawal

Tradisi Bara’an Bengkalis, Silaturahmi Lebaran Yang Menyentuh Hingga Ujung Syawal

Bengkalis – Cebernews.co I Tradisi bara’an menjadi momen istimewa bagi masyarakat Kabupaten Bengkalis, Riau, dalam merayakan Hari Raya Idul Fitri. Kegiatan ini merupakan bentuk silaturahmi massal yang dilakukan warga dengan cara berkeliling mengunjungi rumah tetangga secara bersama-sama.

Kegiatan bara’an dilakukan mulai hari pertama bulan Syawal dan dapat berlangsung hingga minggu terakhir bulan tersebut. Tradisi ini telah menjadi identitas budaya lokal masyarakat Bengkalis yang sarat dengan nilai kebersamaan dan kekeluargaan.

Tidak seperti kunjungan lebaran biasa, bara’an dilakukan dalam bentuk rombongan besar. Setiap keluarga yang ikut serta membawa seluruh atau sebagian anggota keluarganya dan berkeliling bersama warga lainnya.

Rumah-rumah yang dikunjungi adalah milik warga yang juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan bara’an. Menariknya, kunjungan dilakukan secara menyeluruh dan terorganisir, sehingga tidak ada satu rumah pun yang terlewatkan.

Dalam satu dusun, jika terdapat 100 rumah, maka seluruh rombongan akan mendatangi ke-100 rumah tersebut secara bergiliran. Karena itu, tradisi bara’an tidak bisa selesai hanya dalam satu hari, biasanya dibagi menjadi tiga hingga empat hari tergantung jumlah rumah.

Tradisi ini tidak hanya berlaku di tingkat rumah tangga saja. Bara’an juga dilakukan di tingkat RT, RW, desa, musholla atau masjid, instansi kantor, organisasi komunitas, hingga alumni sekolah. Hal ini menunjukkan betapa luas dan terstruktur kegiatan bara’an yang dilaksanakan.

Setiap rumah yang dikunjungi akan menyuguhkan beragam hidangan khas Lebaran seperti ketupat, opor ayam, sate, sup, hingga aneka kue tradisional. Selain menyantap makanan, kegiatan ini juga menjadi momen berbagi cerita dan mempererat hubungan antar warga.

Yang membuat bara’an semakin istimewa adalah unsur religius yang menyertainya. Sebelum atau sesudah makan, rombongan akan membacakan doa di setiap rumah yang mereka kunjungi. Aktivitas ini mencerminkan kuatnya nilai-nilai keislaman dalam tradisi lokal.

Masyarakat Bengkalis memaknai bara’an bukan sekadar silaturahmi, tetapi juga sebagai sarana memperkuat ukhuwah islamiyah. Suasana kekeluargaan dan kerukunan yang tercipta menjadi pengingat akan pentingnya menjaga hubungan baik antar sesama.

Selain menjadi tradisi turun-temurun, bara’an juga menjadi daya tarik budaya yang berpotensi dikembangkan sebagai kekayaan religi dan budaya lokal. diharapkan kedepannya anak- muda sebagai generasi penerus turut mendukung pelestarian tradisi ini.

Dengan segala keunikannya, tradisi bara’an menjadi contoh nyata bagaimana budaya lokal dapat menguatkan nilai-nilai agama dan sosial di tengah masyarakat. Lebih dari sekadar ritual, bara’an adalah bentuk nyata persatuan dan saling menghargai dalam keberagaman.

 

Liputan : wintoro

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *