By Bangkinang – Kabupaten Kampar kaya akan berbagai objek wisata,namun untuk menjadikan suatu objek wisata yang fenomenal tentu tidak bisa secara instan atau seperti membalik telapak tangan.
Yang pertama kali harus diperhatikan adalah pola pikir masyarakat itu sendiri tentang apa itu pariwisata dan masyarakat paham apa itu Pariwisata.
“Untuk itu hal yang palung pertama kita benahi adalah bagaimana kita meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mengelola pariwisata itu sendiri, baik yang berada di dinas terkait maupun masyarakat yang menjadi pengelola objek wisata tersebut” ujar Akhyar Plt Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kampar saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (24/7/2023).
Sehingga kalau mereka sudah paham mengelola pariwisata tersebut lanjut Akhyar, tentu hasil yang diharapkan bisa terwujud. Mereka akan tahu bagaimana cara melayani wisatawan (pengunjung) dengan santun dan bagaimana cara menarik pengunjung.
“Setelah SDM nya dibenahi barulah kita lakukan pembenahan pada objek wisata itu sendiri, dan tidak kalah penting adalah mengasah atau memacu kreatifitas masyarakat di daerah wisata itu sendiri. Sehingga perekonomian masyarakat di sekitar objek wisata tersebut bisa tumbuh dan tidak hanya tergantung pada karcis masuk saja,” sambung Akhyar.
Diakui Akhyar, untuk saat ini memang pemasukan PAD dari sektor pariwisata masih di bawah 200 juta per tahunnya, Pemerintah Daerah tidak bisa mengambil retribusi pada objek wisata yang ada di Kampar karena sebagian besar objek wisata kita ada yang di area kawasan hutan, kawasan Danau PLTA Koto Panjang dan sebagian dikuasai desa.
“Untuk solusi dari hal tersebut perlu adanya Perturan Daerah (Perda) yang menjadi mengatur bagaimana cara pengelolaan Pariwisata sehingga bisa meningkatkan PAD,” kata Akhyar lagi.
Dari sekitar lebih kurang 100 objek wisata di Kabupaten Kampar hanya tiga objek wisata yang dikelola Pemda yaitu, Candi Muara Takus Danau Rusa dan Tugu Equator di Kampar Kiri dan iru pun pengelolaannya belum maksimal.(*)