• 23 Oktober 2025 22:13
  • Last Update 23 Oktober 2025 19:37 19: 37: 35
UHC dan Desa Siaga TB, Dua Pilar Dinkes Kampar Wujudkan Kampar Sehat dan Produktif

UHC dan Desa Siaga TB, Dua Pilar Dinkes Kampar Wujudkan Kampar Sehat dan Produktif

Pekanbaru — Kegiatan Pertemuan Strategi Pencapaian Universal Health Coverage (UHC) Tingkat Kabupaten Kampar yang berlangsung selama dua hari sejak 22 Oktober 2025 di Hotel Bono, Jalan Riau Pekanbaru, menjadi momentum penting bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar untuk memperkuat langkah strategis menuju transformasi sistem kesehatan daerah. Kamis (23/10/25).

Joni Hidayat, SKM, MKM
Joni Hidayat, SKM, MKM

 

Kegiatan ini direncanakan ditutup oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar, dr. Alimora, pada sore hari.

Pada kesempatan hari kedua, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar yang diwakili oleh Sekretaris Dinas Kesehatan, Arianto, SKM, MPH, memberikan pemaparan penting mengenai Rencana Strategis Kementerian Kesehatan (Renstra Kemenkes) 2025–2029.

Dalam paparannya, Arianto menekankan bahwa Renstra Kemenkes bukan sekadar dokumen kebijakan, tetapi “janji peradaban” untuk menyehatkan dan memerdekakan manusia Indonesia.

“Ketika kita bicara tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2025–2029, sesungguhnya kita sedang bicara tentang masa depan manusia Indonesia — tentang anak-anak kita yang lahir hari ini, yang suatu hari akan hidup di tahun 2045, di usia emas Republik ini,” ujar Arianto.

“Kita tidak bisa bicara tentang Indonesia Emas tanpa bicara tentang manusia yang sehat dan produktif. Produktivitas bangsa bukan ditentukan oleh panjangnya jalan tol, tetapi oleh panjangnya harapan hidup sehat rakyatnya,” tambahnya.

Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa visi Kementerian Kesehatan yaitu Masyarakat yang sehat dan produktif untuk Indonesia Emas 2045 harus menjadi kompas bagi seluruh kebijakan daerah, termasuk di Kabupaten Kampar.

Arianto juga memaparkan enam arah transformasi sistem kesehatan nasional, yakni:

1. Layanan primer yang kuat.

2. Layanan rujukan yang berkualitas.

3. Ketahanan kesehatan yang tangguh.

4. Pendanaan kesehatan yang berkelanjutan.

5. SDM kesehatan yang kompeten, dan

6. Teknologi kesehatan yang maju.

“Renstra ini mengajarkan satu hal penting: kita tidak cukup memperbaiki sistem kesehatan, kita harus mentransformasikannya. Ini bukan sekadar reformasi teknis, tapi rekonstruksi cara berpikir bahwa kesehatan bukan urusan medis semata, tapi urusan peradaban,” tegasnya.

Dalam sesi lanjutan, Joni Hidayat, SKM, MKM, turut memberikan presentasi mengenai rencana strategis daerah untuk mencapai eliminasi Tuberkulosis (TB) tahun 2030 di Kabupaten Kampar.Ia menekankan pentingnya inovasi dan kolaborasi lintas sektor dalam mempercepat upaya eliminasi TB.

“Kita memerlukan terobosan baru. Inovasi Desa Siaga TB akan menjadi kendaraan utama dalam mencapai eliminasi TBC tahun 2030 di Kabupaten Kampar,” jelasnya.

Diakhir pemaparannya ia menyampaikan, bahwa dengan terbentuknya Desa Siaga TB ini, nantinya akan dilakukan pembentukan kader TB yang akan mendapatkan pelatihan khusus serta sertifikat resmi sebagai bentuk pengakuan dan dukungan terhadap peran mereka dalam pencegahan dan penanggulangan tuberkulosis di masyarakat.

Pertemuan ini dihadiri oleh seluruh kepala puskesmas se-Kabupaten Kampar, serta sejumlah pejabat struktural di lingkungan Dinas Kesehatan. Melalui forum ini, diharapkan terbangun komitmen bersama untuk memperkuat pelayanan kesehatan primer, memperluas cakupan UHC, dan mempercepat pencapaian target eliminasi TBC di daerah.

Dengan berakhirnya kegiatan ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar menegaskan komitmennya untuk terus bertransformasi dan bersinergi menuju masyarakat Kampar yang sehat, tangguh, dan produktif — sebagai bagian dari perjalanan besar menuju Indonesia Emas 2045.****

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *