Pelalawan – Untuk menggenangi jalan dan membuat banjir tak perlu hujan seharian. Seperti yang terlihat di Gg Wajib Senyum, Kelurahan Kerinci Kota, Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, Sabtu (05/10/2024) sore, hanya butuh kurang lebih satu setengah jam air sudah menggenangi jalan hampir 1 meter.
Banjir dan sampah hingga kini masih menjadi momok bagi masyarakat di Pangkalan Kerinci. Kondisi ini membuat aktifitas warga jadi terganggu, lingkungan yang jauh dari kebersihan dan mengancam kesehatan.
H.Nasarudin,SH.MH – H.Abu Bakar FE, Sos.M.AP menyadari betul masalah banjir dan sampah yang dialami masyarakat Pangkalan Kerinci yang notabene merupakan Ibukota Kabupaten Pelalawan.
” Masyarakat Pangkalan Kerinci yang Kami cintai. Kondisi banjir di Pangkalan Kerinci tentu menjadi masalah yang bikin pusing masyarakat. Kami Nasarudin-Abu Bakar berkomitmen untuk menciptakan Pangkalan Kerinci yang bebas banjir. Jika Pangkalan Kerinci bebas banjir maka aktifitas warga untuk bekerja tidak akan terganggu dan anak-anak dapat bersekolah dengan lancar,” ujar Nasarudin saat diwawancarai awak media, Sabtu (05/10/2024)
Sama halnya dengan sampah, Nasarudin – Abu Bakar juga berkomitmen menyelesaikan persoalan sampah hingga tak lagi ada kendala besar dalam pengelolaannya.
” Pangkalan Kerinci bersih bersinar tentu menjadi dambaan Kita. Kami Nasarudin-Abu Bakar berkomitmen untuk menciptakan Pangkalan Kerinci bersih. Bersih pangkal sehat. Kalau masyarakat Pangkalan Kerinci sehat-sehat semua tentu Anda akan produktif bekerja dan anak – anak akan tumbuh menjadi anak yang cerdas,” ucapnya.
Untuk persoalan sampah, sambung Nasarudin, pengelolaannya harus konsisten dari hulu hingga hilir. Dari hulunya,tentu dengan pengadaan sejumlah titik strategis dalam pengadaan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dengan menempatkan kontainer bak sampah atau lain sebagainya.
Selanjutnya,dengan mengaktifkan bank sampah sehingga membuat lingkungan lebih bersih, menyadarkan masyarakat akan pentingnya kebersihan, dan membuat sampah menjadi barang ekonomis.
” Edukasi masyarakat terhadap pengelolaan sampah harus dilakukan secara continue. Dampak membuang sampah sembarangan akan merusak pemandangan, mendatangkan bau yang tidak sedap, mendatangkan banjir level rendah sampai yang tinggi, mendatangkan berbagai penyakit dan dapat mencemari lingkungan. Pemerintah juga melengkapi fasilitas sarana dan prasarana bagi petugas di lapangan yang bertanggung jawab terhadap kebersihan dan pengangkutan sampah menuju TPA,” bebernya.
Ditambahkan Nasarudin, sementara untuk sampah di hilirnya yakni dengan melakukan kerja sama bersama pihak ketiga dalam pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sehingga juga bernilai ekonomis sama halnya di hulu dalam seperti pembuatan pupuk, energi dan lain sebagainya.
Terkait masalah banjir, Nasarudin menyebutkan harus ada langkah konkrit yakni dengan mengatasi masalah drainase yang dinilai lumpuh sehingga menghambat kelancaran pembuangan air.
” Drainase itu terbagi 3 ada yang premier,sekunder dan tersier dan perlakuan terhadap 3 jenis drainase ini berbeda – beda sehingga penanganannya juga harus menyesuaikan. Selain itu juga dibutuhkan sumur resapan untuk mengurangi debit air terlebih pada musim penghujan,”
Dilanjutkannya, hal ini tentu butuh dukungan masyarakat dan koordinasi dengan aparatur Pemerintahan dari tingkat Kecamatan, Kades,Lurah hingga RT/RW.
“Dan sebelumnya, saya juga bagian dari pemerintahan, tapi saya bukan pengambil kebijakan karena hanya seorang Wakil Bupati,”
“Bersama Nasarudin – Abu Bakar Kita benahi Ibukota Pangkalan Kerinci. Pangkalan Kerinci harus bebas dari banjir dan sampah,” tutupnya.(*Fery*)